Viral! Rambut Peninggalan Nabi Muhammad SAW, Anda Percaya?
Rambut Nabi SAW
Rambut tersebut pun disimpan di kediamannya di kawasan Pulo Gebang Jakarta Timur dengan penjagaan ketat dari pendekar.
Tak hanya disimpan, Opick juga membuka pintu untuk masyarakat umum jika mau berziarah ke sehelai rambut Nabi Muhammad SAW tersebut. Namun Opick memperingatkan masyarakat bahwa rambut tersebut bukan sebagai bentuk berhala yang disembah-sembah.
"Kalau ingin untuk melihat rambut Nabi bisa datang langsung ke rumah saya. Ajak keluarga juga boleh, ya asal konteksnya tidak berhala, karena ini rambut Nabi Muhammad," ujar Opick usai memberikan kesempatan awak media berziarah.
Opick juga berencana membuat masjid sebagai tempat khusus untuk menyimpan rambut Rasulullah SAW.
"Kami juga akan membangun masjid untuk menyimpannya, tapi ini baru rencana awal. Pelan-pelan ya," kata Opick.
Soal perawatan sendiri memang diakui Opick, ada perawatan khusus. Yakni dengan disimpan dalam suhu ruang di bawah 25 derajat dan terhalang dari sinar. Untuk membersihkan rambut tersebut bisa dilakukan hanya saat Maulid Nabi Muhammad SAW dengan dicelupkan ke air zamzam.
"Suhunya harus di bawah 25 derajat, terhalang dari banyak sinar dan ada dua lembar kain yang menutupinya. Untuk dibersihkan, pada saat maulid dicelupkan ke air zamzam.
Kemudian penjagaanya 24 jam untuk keamaan, kalau yang berziarah itu datang dan yang membaca Alquran," bebernya. (Berita Media)
Baca juga: Muslim Jangan Phobia
Benarkah, Rambut Tersebut Peninggalan Nabi Muhammad SAW?
Lagi viral tentang seorang yang mengaku mendapat amanah tuk membawa sehelai rambut peninggalan Rasulullah yang bersertifikat.
Banyak orang tefitnah & terkagum sehingga berebut untuk mencium dan ngalap berkah darinya.
Berikut ini penjelasan singkat tentang masalah tersebut agar kita tidak termasuk korban hoaks tersebut.
1. Pembagian Peninggalan Nabi
Syeikh Abdul Muhsin Al-'Abbad menjelaskan: "Peninggalan Rasulullah terbagi menjadi tiga:
- Peninggalan beliau berupa hadits dan sunnah. Ini wajib dijaga.
- Peninggalan beliau berupa tempat. Ini jika shahih, maka diambil seperti masjid Nabawi, masjid Quba yg memiliki keutamaan sholat di sana. Adapun tempat yang tidak ada dalilnya yang shahih maka ditinggalkan.
- Peninggalan Nabi dari jasad seperti rambut, baju, sandal, tongkat dan sebagainya.
(At-Tahdzir Min Ta'zhimil Atsar Ghoiril Masyru'ah 4/215-216 -Kutub Wa Rosail-)
Perlu diketahui bahwa dzat Rasulullah berbarokah sebagaimana juga perbuatan beliau.
Oleh karena itu para sahabat dahulu mengambil barokah dari jasad Rasulullah seperti rambutnya, keringatnya, ludahnya, sisa air wudhunya dan lain sebagainya, bukan sebagai ghuluw (berlebihan) kpd beliau tetapi sebagai penghormatan dan pengagungan kepada beliau karena mereka faham bahwa keberkahan hanya dari Allah.
Ngalap berkah dengan rambut Nabi terjadi pada masa Nabi masih hidup dan juga setelah mati.
Saat masih hidup, pernah Nabi ketika cukur rambut saat haji, beliau membagikan rambut nya kepada para sahabat. (Shahih Muslim 4/1812)
Imam Nawawi mengatakan:
"Dalam hadits ini terdapat dalil tentang tabarruk para sahabat dg rambut Nabi dan penghormatan mereka kepada rambu beliau". (Syarh Shahih Muslim 15/82) Begitu pula setelah wafatnya Nabi, para sahabat dan juga tabi'in menyimpan beberapa helai Nabi, diantaranya adalah Anas bin Malik dan Ummu Salamah. (Shahih Bukhori 1/50, 7/57)
3. Masih Adakah Peninggalan Rambut Nabi Sekarang ini?
Pada zaman sekarang ini, banyak orang dg mudahnya mengklaim dia memiliki peninggalan Nabi berupa sorban, pedang, piring, tongkat, rambut, cincin dan lain sebagainya.
Apakah itu benar?
Klaim ini tidak benar sama sekali karena beberapa alasan berikut:
- Peninggalan Rasulullah berupa benda itu tidak banyak, melainkan sedikit sekali.
- Peninggalan beliau banyak yang hilang karena beberapa faktor, diantaranya banyaknya peperangan seperti di akhir masa Abbasiyah saat pasukan Tatar menyerang Baghdad. (Lihat Al Bidayah wa Bihayah Ibnu Katsir 6/8).
- Tidak ada bukti otentik dan valid yg menegaskan bahwa itu adalah benar-benar rambut Rasulullah. Kalau cuma praduga saja maka tidak bisa diterima, apalagi konsekwensi dari klaim ini menjadikan manusia melebihi batas dan rusak aqidah-nya. Seorang muslim harus hati-hati dalam agamanya dan aqidahnya, jangan terbawa perasaan dan semangat tanpa ilmu yang berujung kesesatan. Seorang muslim harus konsisten berpegang pada agamanya dan tidak melampaui batas dari garis agama.
- Banyak sekali klaim peninggalan rambut Nabi di berbagai negara; di Turki, Damaskus, Mesir, Palestina dll yang gak masuk akal.
Bahkan di sebagian negara, rambut peninggalan tersebut disimpan di kotak atau botol dan dihiasi dg sutra.
Di sebagian negara bahkan dirayakan pada malam tertentu seperti 27 Ramadhan atau nisyfu syaban. Ahmad Taimur Basya mengatakan: "Apa yang beredar di kalangan manusia bahwa itu adalah rambut Rasulullah bisa jadi itu yang beliau bagikan kepada para sahabat.
Hanya saja masalah yang sulit adalah mengetahui yang shahih dan tidak". (Al Atsar An Nabawiyyah hlm. 82) Intinya, klaim sebagian kalangan tersebut yang mengatakan bahwa ini atau itu adalah Rambut Nabi sangat meragukan dan butuh bukti otentik.
Syeikh Al Albani mengatakan: "Kita berkeyakinan bahwa peninggalan Nabi sekarang ini seperti sandal, rambut dan sebagainya sudah tidak ada.
Tidak ada seorangpun yang bisa mendatangkan bukti otentik tentang keshahihannya". (At Tawassul Anwauhu wa Ahkamuhu hlm. 86)
Apalagi setelah ber abad-abad dari zaman beliau ditambahnya banyak para pendusta kepada beliau sebagaimana pendusta pada hadits2 beliau.
Baca juga: Pengertian Tentang Ghibah
Maka yang paling penting sekarang adalah bagaimana kita tabarruk dengan mengamalkan ajaran beliau, meneladani ibadah beliau, mengagungkan sunnah beliau dan mempelajari hadis-hadis beliau.
Catatan tambahan:
Tabarukk dengan peninggalan itu khusus untuk peninggalan Nabi. Adapun selain nabi maka tidak bisa dibuat tabarruk siapapun orangnya.
Oleh karena itu tidak dinukil dari seorangpun sahabat bahwa mereka tabarruk dengan peninggalan Abu Bakr, Umar, Utsman dan Ali, padahal tidak ada di kalangan umat ini yg lebih mulia dari mereka.
Tidak ada komentar