PUISI LAMA KARANGAN SANUSI PANE
Puisi “Melati” dan “Pujangga”
MELATI
Kau datang dengan menari, tersenyum simpul,
Seperti dewi, putih kuning, ramping halus,
Menunjukan diri, seperti bunga yang bagus.
Dalam sinar matahari, membuat timbul,
Di dalam hati berahi yang suci-permai,
Jiwa termenung, terlena dalam samadi,
O, Melati, memandang kau seperti Pamadi,
Kebakaan kurasa, luas, tenang, dan damai.
Engkau tinggal sebagai bunga dalam taman,
Kenang-kenangan: dipetik tidak ‘kan dapat,
Biar warna dan wangi engkau berikan.
Engkau seperti bintang di balik awan,
Terkadang-kadang sejurus berkilat-kilat,
Tapi jauh, ta’ ‘kan pernah tercapai tangan.
Seperti dewi, putih kuning, ramping halus,
Menunjukan diri, seperti bunga yang bagus.
Dalam sinar matahari, membuat timbul,
Di dalam hati berahi yang suci-permai,
Jiwa termenung, terlena dalam samadi,
O, Melati, memandang kau seperti Pamadi,
Kebakaan kurasa, luas, tenang, dan damai.
Engkau tinggal sebagai bunga dalam taman,
Kenang-kenangan: dipetik tidak ‘kan dapat,
Biar warna dan wangi engkau berikan.
Engkau seperti bintang di balik awan,
Terkadang-kadang sejurus berkilat-kilat,
Tapi jauh, ta’ ‘kan pernah tercapai tangan.
PUJANGGA
Sebagai Laksmi timbul dari lautan, duduk di atas teratai, demikian Kekasihmu naik dari laut waktu, berpeterana cintamu, dibuai-buai ragam sajakmu.
O, pujangga, buat senantiasa lagumu beralun-alun sampai ke darat kebakaan sebagai sekarang dan buat cerlang cemerlang dalam kegelapan tanah airmu matahari emas, yang terjadi dengan kekuasaan kesaktianmu,
Buat terdengar di tengah suara hewan kegelapan lagu sulingmu, dilayangkan sayap harapan kepada mereka, yang tiada dipenjara perasaan beku.
O, pujangga, jangan tuan mau ditakuti barang yang dahsyat.
Tidak ada komentar