Tiga Kategori Makna Cinta Dalam Pandangan Islam
Cinta adalah fitrah yang dimiliki setiap manusia. Orang bilang hidup tanpa adanya cinta akan terasa hampa. Dalam islam, pengertian cinta sangatlah luas. Cinta yang utama adalah kepada Sang Pencinta, Allah Subhanallahta’ala. Kemudian kepada Rasul dan keluarga serta sahabat-sahabatnya. Cinta kepada Al-Qur'an, malaikat-malaikat Allah. Lalu cinta kepada orang tua dan manusia lainnya. Serta cinta kepada lingkungan. Apabila dikaji dari ayat-ayat Al-Qur'an, hadist dan dalil-dalil para ulama, makna cinta dalam islam dapat dikategorikan menjadi tiga kelompok. Diantaranya:
- Cinta kepada Allah Ta’ala
Kedudukan cinta yang paling haqiqi tentunya cinta kepada Sang Khalik, pencipta langit dan Bumi. Allah Azza wa Jalla. Sebab Allah-lah yang menciptakan kita manusia, memberikan kehidupan dan nikmat di dunia, serta senantiasa menjaga kita. Maka itu, sudah menjadi kewajiban setiap umat manusia untuk mencintai Allah Ta’ala.
“Dan diantara manusia ada orang-orang yang menyembah tandingan-tandingan selain Allah; mereka mencintainya sebagaimana mereka mencintai Allah. Adapun orang-orang yang beriman mereka sangat mencintai Allah.”(Al-Baqarah ayat 165)
Dari Anas radhiallahu ‘anhu, bahwahsahnya Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Tiga perkara jika itu ada pada seseorang maka ia akan merasakan manisnya iman; orang yang manjadikan Allah dan Rasul-Nya lebih dia cintai daripada selain keduanya, mencintai seseorang yang ia tak mencintainya kecuali karena Allah, dan benci untuk kembali kepada kekafiran setelah Allah menyelamatkannya dari kekafiran tersebut sebagaimana ia benci untuk masuk neraka.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim)
Lalu bagaimana caranya mewujudkan bukti cinta kepada Allah? Yakni dengan meningkatkan iman dan bertakwa hanya kepada Allah Ta’ala. Sebagaimana firmanNya:
Katakanlah: “Jika kalian (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosa kalian.” Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.”(Al-Imran: 31).
- Cinta kepada manusia
Cinta kepada manusia ini cakupannya juga cukup luas. Yakni meliputi mencintai Rasul shallallahu ‘alaihi wasallam, cinta kepada lawan jenis (pasangan hidup) dan cinta kepada sesama kaum muslim.
- Cinta kepada Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam
“Apa yang diberikan Rasul kepadamu maka terimalah dia. Dan apa yang dilarangnya bagimu maka tinggalkanlah; dan bertaqwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah sangat keras hukuman-Nya.” (Al-Hasyr: 7).
“Katakanlah, Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, maka ikutilah (sunnah/petunjuk)ku, niscaya Allah mencintaimu dan mengampuni dosa-dosamu, Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (Qs. Ali ‘Imran: 31).
- Cinta sesama kaum muslim (antar umat manusia)
“Wahai manusia, sesungguhnya kami menciptakan kamu sekalian dari seorang laki-laki dan seorang perempuan, dan menjadikan kamu sekalian berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu sekalian saling mengenal. Sesungguhnya orang-orang yang paling mulia di antara kamu sekalian di sisi Allah ialah orang-orang yang paling takwa di antara kamu sekalian. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal”. (QS Al-Hujurat:13).
- Cinta Antara lawan jenis (suami dan istri)
“Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya diantaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berfikir”. (Ar-Rum ayat 21)
- Cinta kepada lingkungan dan makhluk hidup lain
Makna cinta yang terakhir dalam islam adalah cinta kepada lingkungan. Seperti tumbuhan, air, termasuk binatang. Cara untuk mewujudkannya yakni dengan merawatnya dan tidak merusak alam.
Sebagaimana dijelaskan dalam Al-Quran:
“Dan janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi, sesudah (Allah) memperbaikinya dan berdoalah kepada-Nya dengan rasa takut (tidak akan diterima) dan harapan (akan dikabulkan). Sesungguhnya rahmat Allah amat dekat kepada orang-orang yang berbuat baik.” (Al-A’raaf: 56)
Makna Cinta Dalam Pandangan Ulama
Para ulama memiliki pendapat tentang makna cinta yang bisa dibilang cukup sama antara satu dengan yang lain. Diantaranya yakni:
- Ibn Qayyim al-Jauziyyah Rahimahullah
Beliau berpendapat bahwa cinta (mahabbah)memiliki 4 macam jenis yang harus dibedakan, sebab jika tidak bisa membedakan maka akan memicu kesesatan. Diantaranya cinta kepada Allah, cinta terhadap apa-apa saja yang dicintai oleh Allah, cinta untuk dan karena Allah, serta mencintai sesuatu dan mensejajarkannya dengan kecintaan kepada Allah (yang terakhir ini termasuk bentuk syirik).
- Menurut Ibn Katsir
Beliau berpendapat bahwa orang-orang yang beriman adalah orang-orang yang sangat mencintai Allah Ta’ala. Cinta tersebut diwujudkan dengan berusaha untuk meningkatkan pengetahuannya tentang islam, mematuhi dan menjauhi larangannya, serta selalu bertawakal kepada Allah Ta’ala.
- Imam Muhammad Ibnu Daud Azh-Zhahiri
Beliau berpendapat bahwa cinta sejati (cinta hakiki) saat orang mampu bersabar menghadapi ujian yang diberikan oleh kekasihnya. Beliau berkata “Jika seorang kekasih bersabar dengan ujian dari kekasihnya, maka hal yang demikian itu adalah sebuah keberuntungan yang besar dan kesadaran yang agung.
- Imam Ibnu Hazm
Beliau berpendapat bahwa “Cinta adalah sesuatu yang permulaannya seperti sebuah senda gurau dan akhirnya adalah merupakan keseriusan. Karena ke-agungannya, arti cinta sangat rumit untuk digambarkan. Engkau tidak akan dapat menemukan hakikatnya kecuali setelah bersusah payah (dengan pengorbanan).”
- Imam Ibnu Qayyim
Beliau berpendapat bahwa cinta didorong oleh 2 perkara. Yakni apa yang mencintainya serta apa yang dimiliki oleh si pencinta. Hal ini berkaitan dengan kehendak, kecocokan, ketertarikan dan perasaan dari kedua belah pihak.
Di Al-quran sendiri, cinta dikenal dengan kata hubb, mahabbah, yastahibby, yuhibbu, rohmah, mawaddah dan sebagainya. Demikianlah penjelasan tentang makna cinta dalam islam.
Tidak ada komentar