Aplikasi Transportasi Online GRAB Jadi Startup Decacorn (10 kali dari Unicorn)
Online Startup
Dari semula aplikasi layanan transportasi, Grab kini menjelma menjadi Super App yang menawarkan solusi mulai dari layanan transportasi, pengiriman barang, pemesanan makanan, pembayaran mobile dan hiburan digital.
Mereka mencatatkan tonggak pencapaian selanjutnya dengan meraih status decacorn pada awal 2019.
Ini tentu raihan yang tak main-main karena Grab menjadi perusahaan rintisan (start-up) pertama dari Asia Tenggara yang berhasil merebut status itu.
Saat ini, di seluruh dunia hanya terdapat 16 perusahaan decacorn, sementara pada satu kasta di bawahnya, terdapat sekitar 300 perusahaan yang mengekor dengan status unicorn.
Pada level decacorn, grab bersanding dengan perusahaan-perusahaan ternama lain di dunia seperti Uber, AirBnb, Lyft, Space X hingga Pinterest dengan keberhasilannya Decacorn sendiri merupakan terminologi yang digunakan untuk perusahaan dengan valuasi US$10 miliar.
President of Grab Indonesia, Ridzki Kramadibrata, mengatakan bahwa status decacorn tidak akan mengubah fokus mereka di Indonesia, yaitu memberdayakan micro-entrepreneurs.
Ridzki menyebut saat ini Grab telah menggandeng lebih dari lima juta micro-entrepreneurs di Indonesia. "Micro-enterpreneurs itu di platform kami merupakan mitra pengemudi, mitra pengusaha.
Juga kemudian ada di platform, baik itu platform Grab maupun platform Kudo (yang sudah diakusisi Grab)," kata Mediko Azwar saat diwawancarai CNNIndonesia TV beberapa waktu lalu.
"Ke depannya juga kami ingin menggandakan jumlah micro-entrepreneurs yang ada. Bagaimana caranya? Kami menggunakan Grab platform, kami menyediakan satu platform yang bisa menjadi satu wadah bagi startup baru, yang bisa memberikan satu fungsi juga yang berguna bagi masyarakat maupun komunitas di Indonesia."
Sementara strategi jangka panjang Grab juga tidak akan berubah yaitu terus mengaplikasikan segala strategi yang sudah ditentukan sebagai aplikasi everyday super-app.
Bukan hanya di bidang transportasi, tapi juga di bidang lain seperti layanan makanan, pengantaran, hiburan, penyediaan tiket bahkan kesehatan. Dalam layanan kesehatan, Grab sudah bekerja sama dengan Ping An Good Doctor, perusahaan asal China yang memiliki valuasi US$2 miliar dan memiliki 200 juta pengguna.
Ping An Good Doctor mengandalkan teknologi kecerdasan buatan (AI) pengugna bisa mendapatkan konsultasi medis secara online, jasa pengantaran obat, hingga membuat janji konsultasi dengan dokter melalui aplikasi Grab.
Selain masalah suntikan investasi, bisnis Grab juga disebut CEO Grab, Anthony Tan, mulai mencetak keuntungan di beberapa pasar yang lebih mapan di Asia Tenggara. Selain itu, ia juga menyebut pendapatan Grab juga meningkat dua kali lipat dari tahun sebelumnya.
Sehingga menurutnya, Grab tengah ada di posisi yang sangat baik. "Kami berada posisi yang sangat, sangat baik," kata Tan. Grab sendiri dalam waktu dekat tampaknya belum akan melakukan IPO atau mengambil dana dari publik sebagai salah satu opsi pendanaan.
Namun, pengembangan kapital serta layanan dari Grab akan menjadi fokus yang dilakukan perusahaan tersebut pada tahun 2019.
Tidak ada komentar